SATU
All
night, I wait for the sun to rise out the window
Because when morning comes, I can meet that person
Thank you for holding my hand, thank you for looking into my eyes
Thank you, my prince that I’ve dreamed of, for appearing before me
All day, I wait for the moon to rise in the sky
Because when night comes, I can talk to you
Don’t forget our promise, don’t forget our secrets
Don’t forget how my heart raced when you looked at me
Because when morning comes, I can meet that person
Thank you for holding my hand, thank you for looking into my eyes
Thank you, my prince that I’ve dreamed of, for appearing before me
All day, I wait for the moon to rise in the sky
Because when night comes, I can talk to you
Don’t forget our promise, don’t forget our secrets
Don’t forget how my heart raced when you looked at me
Park Bo Young-My Prince
Dengan
pajamasnya Nesya duduk di atas tempat tidur sambil menyilangkan kaki. Dengan
asik ia me-reblog gambar-gambar yang ada di tumblr. Tiba-tiba bbnya bergetar pertanda ada bbm
yang masuk. Dari Joline.
Joline:
Nes, besok jadi kan nonton di blitz?
Nesya:
Jadi. A werewolf boy kan? Aku udah pengen banget nonton itu. Siapa aja yang
ikut?
Joline:
emm.. ada enam orang. Yauda aku pesenin tiketnya ya, besok aku nebeng kamu bisakan?
Mobilku di bengkel udah gitu ortu lagi di luar kota nih. Bella, Olive, Putri nebeng
Kezia, rame, jadi aku ikut kamu yaa… boleh yaa? Pasti boleh deh ;;3 hihi
Nesya:
Iyaiyaa, bolehhhhh hahahha
Joline:
Asikkk, haha baik deh ;P thanks ya Nesyaaaaaaaa, gnight{}
Setelah
membaca balasan bbm dari Joline, tanpa dibalas Nesya segera meng-charge bbnya. Yak,
udah jam 10 malem, gak kerasa. Nesya segera mematikan laptopnya dan menaruhnya
di meja belajar, dan menyiapkan buku sekolah buat besok, “Notenya kutaruh
dimana ya kemarin, kebiasaan banget deh lu nes.” Dengan sibuk ia mencari
notebook yang selalu ia bawa ke sekolah sebagai agenda kecil, ia membuka laci
meja belajarnya dan segera mengambil note kecil itu, ternyata di bawah notenya
ada foto Polaroid Nesya dengan Arya, Nesya inget banget foto ini di ambil saat
kelas delapan dulu.
Arya mengenakan T-shirt merah pemberian Nesya dan Nesya
mengenakan T-shirt hitam dan cardigan ombre, sambil menggunakan gelang
pemberian Arya. Arghh Nesya menggumam gak jelas sambil melempar foto tersebut
kedalam laci dan menutup laci dengan kasar. “Move on nes, move on, jangan
inget-inget lagi, itu masa lalu..”Lagi-lagi nafasnya terasa berat, ia berusaha
untuk mengingat hal lain untuk melupakan kenangan indahnya dulu bersama Arya.
Kenangan yang sakit banget untuk diinget, tapi terlalu manis buat dilupakan.
Dengan langkah malas dan tidak bersemangat Nesya meringkuk ke atas tempat tidur
menarik selimut sambil mengusap air mata yang membasahi bantal. “Gakk, gak
boleh, aku gak kenapa-kenapa tanpa Arya, ini terakhir kalinya aku
nangis kayak gini, ugghh please Nes, don’t be stupid.” Nesya menguatkan dirinya
sendiri dan berusaha tersenyum, pokoknya besok jangan keliatan sedih. Nesya mematikan
lampu, memeluk guling dan terlelap dalam tidur.
*Keesokan
pagi*
“Mom,
dad, Nesya sekolah dulu ya bye” dengan cepat aku menuruni tangga dan berpamitan
pada kedua orangtuaku, dad yang asik membaca Koran hanya mendongak sedikit
ingin melambaikan tangan tapi aku sudah menutup pintu rumah dan berlari kecil
menuju sekolah, begitu juga mom yang ingin menwarkan sarapan tapi tidak sempat.
Aku selalu memulai pagi dengan semangat, separah apapun kejadian kemaren atau
tadi malam, aku gak akan bangun dengan muka cemberut, bagiku anti banget
cemberut atau manyun pagi-pagi gini, kalau pagi aja udah bad mood sampe sore ya
bad mood terus, jadi pagi itu penentu banget.
Mobil udah banyak yang mengantri
di depan sekolah, murid-murid juga sudah berhamburan turun dari bus jemputan. Aku
berjalan santai memasuki gerbang sekolah dan menaiki tangga, kelasku berada di
lantai paling atas, lantai tiga. Jenjang paling tinggi di sekolah ku ya cuman
sampai SMP, kita perkelas juga tidak terlalu banyak, walaupun begitu berisiknya
sudah mengalahkan pasar malam. Gak biasanya hari sabtu gini ke sekolah pakai
seragam biasanya baju bebas soalnya cuman ekstrakulikuler, tapi karena UAS
jadinya pake seragam. Hari terakhir UAS yes, ucapku dalam hati, pulangnya cepet,
UASnya bahasa Inggris doang lagi, iya doang hehehe. Inggris salah satu mata
pelajaran yang di UN-kan, jadi nilainya harus bagus. Ya, semua mata pelajaran
harus bagus tapi ini wajib harus lebih bagus dari biasanya.
“Nesyaaaaaaaaaaa”
sapa Olive sambil tersenyum lebar, superb lebar… lebar banget astaga, sampai
aku bisa melihat gigi besarnya berjejer dengan rapi, anak ini kenapa sih, batinku. “Kenapa live?”
tanyaku sambil mengambil papan dan alat tulis dari dalam tas, “Gapapa hehe manggil
doang huahuahauahua” jawab Olive sambil tertawa menggelegar, yaampun aku jadi
ngeri sama Olive huft. Aku hanya mengangkat alis dan menjawab singkat dengan
nada datar “Kay.” “Eh eh nes, kamu tau ga, katanya Arya punya gebetan gitu loh,
aku kemaren stalk twitternya hahaha” Olive memberitahuku dengan tampang polos,
aku berusaha menahan semua rasa yang gak jelas ini dan berusaha bersikap
sebiasa mungkin, “Siapa?”, “Gaktau juga katanya sih temen lesnya gitu, cantik
gitu loh, blasteran gitu deh, eh kamu udah putus lama kan sm Arya? Jadi gak
kenapa-kenapa kan?” balas Olive dengan ringan, masih menahan untuk gak
memperlihatkan muka shock aku sebisa mungkin terlihat tenang, belum sempat kujawab Mr.Ramash sudah datang dan
membawa lembar jawaban dan soal UAS, “Tasnya ditaruh di depan, isi data diri
dulu, buletinnya teliti jangan ada yang ketinggalan, jangan sampai LJK kalian
kotor, basah, robek, soalnya bakal di scan, waktunya sampai jam 9.30, lalu
pulang karena hanya satu mata pelajaran.”
Mr.Ramash membagikan soal dan LJK,
semua murid tenggelam dalam soal UAS masing-masing, aku mengerjakan dengan
sangat teliti, bahkan aku mengecek data diri dan jawabanku sampai empat kali, pokoknya
nilai ku harus bagus.